Bacajuga: Kisah Ming Cu, Pelihara 3.000 Tarantula hingga Raup Puluhan Juta Rupiah dengan Modal Minim. Kiai Juru Mudi dan anak buahnya mulai membuat rumah dan membangun lahan pertanian di tempat tersebut setelah kondisinya membaik. "Dia juga membaur dengan masyarakat setempat," ujarnya.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibu saya seorang pedagang, saat itu jualan di pasar kampung. Ibu lulusan Sekolah Dasar tak punya keahlian, berjualan menjadi pilihan profesi. Dagangan sembako dijajakan di kios kecil, bersebelahan dengan kios bulek saya adik ibu.Sejak kelas empat Sekolah Dasar, saya kerap membantu di pasar terutama saat hari libur. Tugas saya membungkus gula, dijual dalam plastik ukuran sekilo dan setengahnya. Selain itu mendapat tugas, mengisi botol pembeli minyak goreng curah. Bukan pekerjaan terlalu berat, tapi membuat capek dan secara tak sadar membentuk jiwa berdagang biasanya mendadak ramai, ketika hari raya lebaran hendak tiba. Dagangan ibu biasanya berlimpah ruah, bertambah kue dan sirup khas lebaran. Jam buka kios juga sedikit lebih panjang, banyak perantau mulai mudik turut berbelanja juga. Setelah kakak tertua menikah, istrinya membuat toko di kebun sebelah rumah. Ketika sekolah masuk siang, pagi hari kerap saya habiskan waktu belajar sembari menjaga toko. Tangan ini makin gesit, menakar, menimbang dan melayani beberapa pembeli sekaligus. Hapalan harga seperti di luar kepala, mulai dari gula, kopi mentah, minyak goreng, tembakau, buku tulis, penggaris, penghapus, permen karet, merica, mi instan, rokok bungkus atau eceran, materai, sampai peniti, jarum, benang dan barang lain yang dijual di toko. Pun di mana letak menyimpan setiap barang, benar-benar saya ketahui posisi serta stok yang masih ada. Pendek kata, apa yang ada di toko saya tahu harga, letak dan berdagang saya terbentuk, seingat saya waktu kelas empat. Karena ingin punya uang sendiri, saya berpikir keras mencari jalan keluar. Akhirnya terbetik ide, membeli permen gula dikreasikan sedikit kemudian dijual kembali. Trik agar menarik pembeli notabene teman sendiri, yaitu memberi hadiah bagi pembeli yang permen saya buka, diselipkan kertas di dalamnya kemudian dibungkus kembali. Permen dengan bungkus tembus pandang, akan terlihat lipatan kertas di dalamnya. Bagi pembeli yang beruntung, mendapat hadiah sesuai tulisan di kertas. Saya kalkulasi sendiri kala itu, untuk sekitar dua puluh bungkus permen menyediakan 5 hadiah. Hadiahnya juga seadanya namun menarik minat, bisa tutup gelas dari plastik, sendok bebek bahan plastik, balon karet, biskuit. Kadang agar tak bosan saya ganti hadiah, mug plastik, mobil-mobilan kecil atau mainan bisa saya beli sendiri, atau lebih sering minta ijin ibu mengambil dari tempat jualannya. Saat ibu belanja dagangan, misalnya kopi instan lima pax mendapat bonus cangkir atau gelas. Atau membeli sabun colek sepuluh renteng, dapat bonus sendok dan cawan. Nah hadiah-hadiah ini saya kumpulkan, untuk kepentingan saya berdagang laku permen berhadiah kreasi saya, dijajakan di teras rumah sepulang sekolah. Kebetulan rumah berhadapan dengan jalan raya, sering dilewati teman usia sebaya. Setiap keuntungan saya titipkan ibu, setelah terkumpul bisa membeli barang keperluan sekolah. Kios Ibu di pasar kampung halaman foto tahun 2007- dokumentasi pribadi Dari kisah masa kecil, ternyata bersambung hingga berdagang kembali saya lakukan, setelah merantau kemudian kerja sambil kuliah pada malam hari. Membawa dagangan baju, mukena ke kantor dan kampus, ditawarkan ke teman-teman kerja dan kuliah. Pun membeli mi instan dari kenalan yang kerja di pabrik mi, dijual lagi dengan harga sedikit lebih murah dari harga cukup lumayan, bisa mengatasi kebutuhan sehari-hari. Selain gaji bulanan dari kantor, saya bisa menabung uang laba jualan. Beruntung saya tak menemui pelanggan aneh-aneh, biasanya "nakal" berhutang langsung kabur. Untuk mengantisipasi kejadian tak mengenakkan, saya memberlakukan jual beli secara cash. Apalagi barang yang saya tawaran, kisaran harga di bawah lima puluh ribu menikah, berkolaborasi dengan istri membuka usaha kecil-kecilan di rumah. Jatuh bangun dan bahu membahu kami lewati bersama, meski skala usaha kami masih tetap kecil tapi setidaknya bertahan sampai saat tunggu dulu, selama sepuluh tahun lebih jualan kami berganti-ganti ya! Usaha Kerudung di RUmah Kontrakkan dokpri Kerudung Akhir 2005Usaha pertama kami adalah jualan kerudung, istri yang lebih dominan berperan mengingat saya masih ngantor. Tapi kerjasama suami istri terasa nyata dilakukan, saya ikut ke Tanah Abang belanja dagangan. Biasanya saya mampir ke kantor untuk absen, sambil berangkat janjian dengan client belok belanja dagangan dulu. Kemudian istri pulang dengan kereta, saya melanjutkan pekerjaan kami tak belanja sabtu saja, agar tak harus berdempetan dengan jam kantor? Demi mendapat harga miring, kami punya langganan Pasar Tasik di Pasar Tanah Abang. Pasar ini hanya berlaku setiap hari senin dan kamis, itupun letaknya dilantai pasar didominasi tumpukan barang, sebagian besar pedagang tanpa kios permanen. Mungkin karena fasilitas seadanya, sewanya murah dan bisa menjual dengan harga miring. Dari perajin langsung, akhirnya kami mendapat harga persaudaraan. Agar sangat bisa menekan harga, kerudung polos adalah sasaran belanja mempekerjakan ibu-ibu di kampung, untuk memasang manik-manik/ mute sesuai pola yang disiapkan istri. Setiap akhir pekan dua minggu sekali, dengan roda dua saya berangkat ke daerah Citayam- Bogor mengantar kerudung dan manik-manik. Ibu-ibu di sana memasang aksesoris, biasanya setelah masak jadi tak mengganggu kerjaan utama di rumah. Saat mengantar kerudung yang baru, pulang membawa kerudung yang sudah dipasang tambahan manik-manik/ mute di kerudung inilah, membuat harga jual kerudung bisa naik. Pembeli sering terpesona, melihat hiasan cantik menempel di kerudung tamu di rumah kontrakan kami sulap, hanger bersusun untuk memajang jualan. Dua manekin berbentuk kepala juga ada, sebagai alat promosi kerudung model terbaru. Selain kerudung, mukena, kaos tangan/ handset, kupluk dan aksesoris lain menjadi barang dagangan juga pelanggan berdatangan, setelah membaca spanduk yang dipasang di teras mungil. Istri juga melayani pesan antar kerudung, khususnya untuk pembeli yang satu komplek perumahan saja. Sepeda gowes menjadi transportasi andalan, kerudung diletakkan di keranjang bagian depan. Anak pertama masih belum genap setahun, duduk di kursi kecil yang digantung pada stang sepeda. Acara bazzar di RT, dalam rangka 17 Agustus dokumentasi pribadi Untuk mempercepat perputaran barang, acara bazar di beberapa tempat juga diikuti. Suka duka kami rasakan, ketika harga sewa stand mahal tapi sepi pengunjung. Belum lagi di siang hari si kecil ngantuk, terpaksa tidur di bawah meja stand bazar.Mengingatnya membuat haru, kami masih merangkak belum punya apa-apa *hiksPergantian mode kerudung terbilang sangat cepat, baik dari model, padu padan warna atau tambahan aksesoris yang melekat. Kerap dagangan lama belum habis, model yang baru sudah keluar lagi. Sedang pasang manik-manik juga mengalami masalah baru, tukang minta dinaikan upah padahal barang belum besar bagi kami yang modal usahanya kecil, kerap tak bisa memenuhi selera pelanggan yang cepat berubah. Akibatnya stok barang menumpuk, kami kalah bersaing dengan cepat habis, kerudung yang ada kami discount sampai separuh harga. Karena sebagian besar model lama, pembeli juga tak banyak yang merespon. Kerudung yang tersisa kami bagi saat hari raya, untuk keluarga dekat dan kenalan baik. Maka berakhir sudah jualan kerudung, setelah kurang lebih hampir tiga tahun Cream Pertengahan 2008Kegagalan usaha kerudung tak menghentikan langkah, kami bangkit lagi mencoba usaha sebuah pameran franchise di daerah Senayan, terdapat perusahaan Ice Cream memberi peluang. Ice Cream yang ditawarkan cukup inovatif, memakai bahan herbal dan rasa yang berbeda dari yang sudah ada di pasaran. Ice cream rasa Jahe, Jeruk Kalamaci, Tiramishu, Cincau, rasa ini sepengetahuan saya masih belum ada. Sementara yang sudah umum kerap ditemui juga ada, seperti rasa Coklat dan Strawberry. Ice Cream Rasa Tiramisu dokumentasi pribadi Saya tak terlalu pikir panjang, langsung saja mengambil salah satu paket franchise dan membayar sejumlah harga. Tak sampai seminggu dari akad, mobil box merapat ke dekat pagar rumah. Bahan dan alat dari franchiser dikirim, menandakan kami siap berjualan ice diturunkan di teras, berisi aneka sirup, bahan ice cream dan alat memasak dijajar rapi. Terakhir yang cukup berat adalah freezer dan mesin pembuat ice cream, khusus mesin bisa menampung sampai 5 liter ice cream dalam keadaan ice cream lumayan memiliki tantangan, terutama dituntut tekun saat mengaduk adonan. Kalau salah dalam proses, bisa-bisa hasilnya tak bagus dan teksturnya cenderung kasar. Untuk memasak juga butuh waktu khusus, tak bisa ditinggal-tinggal begitu masih terikat sebagai karyawan kantor, tentu tak bisa setiap hari membuat ice cream. Hanya membuat kalau ada pesanan, itupun biasanya saya tampung dulu beberapa pemesan. Yang repot kalau pemesan beda rasa, otomatis harus membuat beberapa resep yang berbeda. Padahal setiap resep bisa untuk lima liter, kalau pesan hanya satu liter masih ada sisa empat liter disimpan di awal membuka usaha, saya membawa tester ice cream ke kantor. Beberapa kegiatan di lingkungan RT, tak segan kami turut menyumbang ice cream. Sebagai perkenalan dan percobaan, tetangga kanan kiri kami kirimi seperempat liter. O'ya selain menjual literan, melayani eceran harga dua ribu untuk pemasaran saya kerahkan, membuat brosur sederhana dan disebar setiap rumah di komplek perumahan. Tak hanya di perumahan sendiri, komplek perumahan lain kami sebar juga. Kalau weekend saya pergi ke parkiran pusat perbelanjaan, menyelipkan brosur di motor dan mobil pengunjung. Pernah sampai fotocopy ratusan lembar brosur, disebarkan ke banyak orang. Dengan asumsi dari seratus orang membaca, berharap 10 persen saja membeli. Teman kantor dan kenalan mulai membeli, saya antusias memasak di malam hari. Biasanya istri membantu, terutama pada saat pengepakan di toples. Yang cukup diminati untuk dibeli saat itu, adalah rasa Jahe dan Jeruk dua rasa ini relatif jarang, termasuk anti mainstream untuk rasa ice sekitar enam bulan pertama, penjualan mulai agak seret. Saya mengamati trend yang terjadi, kebanyakan teman atau kenalan hanya sekali esoknya tak memesan lagi. Tetangga juga tak begitu tertarik, setelah merasakan Ice cream tak berminat membeli. Ice Cream Rasa Strawberry dokumentasi pribadi Kondisi yang terjadi sebagai bahan introspeksi, kami perhatikan pada teksturnya memang kurang maksimal. Lewat browsing di internet, saya bertemu dengan pembuat ice cream di daerah Tangsel. Akhirnya membuat janji ketemu, sekaligus saya ingin mencari jawaban atas ice cream gagal jadi buatan waktu yang disepakati, akhirnya saya mengunjungi tempat usaha sebut saja Pak Rudi"Sepertinya mesin yang bapak pakai standarnya rendah" jelasnyaKalimat itu saya dengar, sesaat setelah saya menunjukkan foto mesin pembuat ice cream di rumah. Pada saat yang sama pula saya melihat, mesin satu setengah kali lebih besar tak jauh dari tempat kami penjelasan yang cukup meyakinkan, menggambarkan orang ini paham tentang mesin. Bahan- bahan membuat ice cream juga sangat dikuasai, sehingga bisa menakar komposisi yang ideal. Namun ada yang membuat sedikit heran, saya tak melihat alat memasak ice cream seperti punya saya di rumah."Saran saya, bapak membeli bahan baku yang setengah jadi saja Pak. karena kalau untuk pemula, perlu jam terbang untuk membuat adonan ice cream. Apalagi bapak masih ngantor, kalau masak malam hari pasti sudah capek. Sembari memakai dari bahan setengah jadi, bapak belajar membuat ice cream dari awal". jelas Pak Rudinote ; bahan setengah jadi maksudnya; Membeli adonan ice cream murni, tinggal diberi syrup sesuai rasa yang diinginkanSaran Pak Rudi saya aminkan, dia menawarkan jasa baik kalau membeli bahan setengah jadi bisa nitip. Pak Rudi langganan ke produsen ice cream ternama, membeli langsung ke pabrik. Saya memang melihat adonan ice cream dibungkus plastik, setiap adonan terdapat sekitar lima liter. Ketika saya raba teksturnya sangat lembut, beda sekali dengan yang pernah dibuat di bertekad menghabiskan dulu bahan yang tersisa, baru akan membeli bahan ice cream setengah jadi. Sementara penjualan semakin seret, akibatnya modal usaha juga semakin menipis. Bahan bahan dikejar batas kadaluwarsa, beberapa sirup utamanya rasa jahe mulai keluar saya bagi-bagikan ke tetangga dan kenalan, dari pada akhirnya dibuang sia-sia. Pun dengan bahan ice cream lainnya, seperti gula saya hibahkan pada penjual es kelapa muda. Setelah semua bahan habis, hanya peralatan yang capek menggelayuti benak, tak ingin melanjutkan usaha ice cream. Satu tahun lebih usaha ice cream kami jalani, menjadi catatan dalam perjalanan keluarga kecil tak kenal kata putus asa, tetap ingin mencoba usaha lagiAkhir 2009Sejak ice cream tutup saat itu saya fokus ngantor, istri memilih jualan online membantu teman kuliahnya. Mulai dari menawarkan cream pembersih wajah, pembalut herbal dan alat penghalus kulit. Saya tak terlalu ikut campur, hanya sering melihat paket barang di meja tamu dibungkus plastik bertulis jasa logistik terkenal. Saya sempat tergoda juga, ketika kenalan menjadi agen kacang oven. Saya memesan kacang saat ada pameran, namun hanya sekali belanja ternyata tidak terlalu laku sekarang usaha online shop istri masih jalan, dengan cara mengambil barang ketika ada yang pesan. Menurut hemat saya cara ini sangat praktis, tak membutuhkan modal Beku Awal 2012 - SekarangBeberapa peralatan usaha ice cream saya hibahkan, termasuk mesin pembuat ice cream. Menyisakan freezer ukuran sedang, saya pikir masih bisa dimanfaatkan lagi untuk beku seperti sosis, burger, nugget, otak-otak menjadi pilihan usaha kami. Agar tak memproduksi sendiri, kami menjadi agen sebuah produk yang bebas MSG dan Pengawet ga boleh sebut merk yak- hehehe. Frozzen Food, pilihan usaha kami selanjutnya dokumentasi pribadi Saya mendatangi kantor frozen food, untuk mendaftar menjadi agen. Setelah mengisi formulir dan kelengkapan, tak sampai seminggu dibalas dengan surat persetujuan. Karena hanya menjual saja, kami tak dibuat pusing dengan produksi. Saya punya banyak waktu berkegiatan, termasuk ambil freelance di beberapa kantor iklan dan ngeblog tentunya-hehe.Strategi promosi yang sama dengan usaha kerudung dan ice cream, diaplikasikan untuk usaha makanan beku. Kami cetak spanduk di pasang diteras, kemudian menyebar brosur di rumah sekitar bahkan sampai perumahan lain. Hasilnya lumayan terlihat, sehari dua hari setelah sebar brosur ada pesanan itu istri sering membawa barang, kalau sedang antar jemput anak di sekolahan. Belum lagi kalau arisan RT atau wali murid, tak lupa menenteng termos berisi sosis. Kami bisa mendapat laba, dari discount harga agen dan sedikit kenaikan harga. Jualan sosis waktu ngabuburit dokumentasi pribadi Meski gerimis tetap jualan untuk ngabuburit< dagangan ditaruh di bagasi dokumentasi pribadi Kalau bulan Ramadhan tiba, kami manfaatkan waktu ngabuburit di sore hari. Menggelar dagangan dengan meja mungil atau bagasi mobil, berbaur dengan pedagang lain dan lalu lalang orang menjelang waktu berbuka. Kalau ada bazar di RT, kami juga manfaatkan untuk ini kami punya pelanggan tetap sebuah toko roti dan cafe, membeli cukup banyak untuk dijual lagi. Untuk pembelian dijual lagi, tentu kami beri harga khusus dan tambahan bonus. Hal ini sebagai cara, agar mereka tak kapok dan awet belanja pada kami. Beberapa kenalan dari luar kota memesan sosis, kami kirim via ekspedisi kereta agar lebih ekonomis. Melayani pengiriman untuk daerah Surabaya Mas Agung Pras, Mbak Avy ayo ndang pesen eh Tanpa terasa sudah empat tahun lebih berjalan usaha makanan beku, meski tak terlalu besar setidaknya usaha kami tetap ada. Kerepotan proses produksi seperti ice cream tak lagi kami alami, karena produksi dihandle pihak nasehat pak Rudi, saya hanya fokus dipenjualan saja hal ini menimbang modal juga. 00-00Dalam Sebuah AsaPerjalanan kami menggerakkan usaha mungkin belum panjang, namun jatuh bangkit sudahlah dirasa. Langkah ke depan masihlah jauh, tentu tak berharap hanya berhenti sampai di titik suatu saat memiliki kedai kecil, selain menjual sosis bungkusan juga sosis siap santap. Anak-anak semakin besar, saatnya kami lebih giat berusaha demi pendidikan mereka kelak. Semoga saja upaya kemandirian yang kami bangun, bisa menginspirasi utamanya untuk anak-anak kami kelak saat mereka Bob Sadino pernah mengungkapkan dalam sebuah acara, indikasi negara maju adalah 2 - 5 % penduduknya mandiri. Usaha yang kami rintis, adalah upaya kecil kami untuk mandiri. salam 1 2 3 4 5 6 7 Lihat Humaniora Selengkapnya
KisahJatuh Bangun Dari Seorang Pemandu Wisata Di Maumere. Salah satu zona yang terdampak pandemi Covid- 19 merupakan pariwisata. Kebijakan PPKM dari Tingkat 1 sampai 4 membuat beberapa posisi wisata terpaksa tidak dapat beroperasi. Akibatnya, banyak para pemandu wisata di wilayah tersebut kehabisan pekerjaan, sebab tidak terdapat turis yang
SIDOARJO - Terdakwa kasus dugaan penipuan dan penggelapan Heru Suyanto alias Ken 48 meninggal dunia di RSUD Sidoarjo pada 21 Juli 2021 kemarin. Warga Desa Larangan, Kecamatan Candi, Sidoarjo, itu meninggal saat masih dalam status terdakwa kasus pidana yang sedang proses di Pengadilan Negeri PN Sidoarjo. Kematian pedagang sembako di Pasar Larangan ini sepertinya bakal berbuntut panjang dan keluarga Ken menuding telah terjadi praktik mafia peradilan di Sidoarjo. Baca juga Warga Tuban Menghilang, Ditemukan Tinggal Tulang Tengkorak di Sebuah Kedai Kosong Dugaan kriminalisasi yang diduga dilakukan oleh jaksa dan hakim dalam proses hukum tersebut dilaporkan ke Komnas HAM, Bawas, Kejaksaan Agung, dan DPR. "Tetang kematian suami saya, saya sudah relakan semua. Tapi saya ingin mencari keadilan, proses hukum yang menjerat almarhum suami saya itu banyak sekali kejanggalannya," ujar Inge Permana, istri Ken. Baca juga Kejamnya Aksi Debt Collector Membuat Gede Budiarsana Meregang Nyawa, Tewas Akibat Dikeroyok Selain proses hukum yang diduga terjadi permainan, Inge juga mengaku sangat kecewa atas pembiaran suaminya yang sakit ketika berstatus tahanan, sampai akhirnya meninggal dunia. Kuasa hukum keluarga, Yunus Susanto, menjelaskan bahwa Ken awalnya ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polresta Sidoarjo dalam pasal 372 dan 378 KUHP pada 18 November 2020. Selama proses di polisi, Ken tidak ditahan. Sampai pada 20 Mei 2021, berkas perkaranya dilimpahkan ke Kejaksaan. Dan sejak pelimpahan itu, Ken ditahan oleh penyidik kejaksaan. "Saat itu sudah tercium aroma kurang sedap. Jaksa terkesan memaksakan agar segera ditahan. Tapi kami tidak masalah, karena penahanan memang hak mereka," kata Yunus. Perkara ini mulai disidangkan di PN Sidoarjo pada 10 Juni 2021 dengan jaksa penuntut umum JPU-nya M Ridwan Dermawan. Sedang tim penasehat hukum terdakwa mengajukan eksepsi. Hasilnya, pada 29 Juni 2021 Majelis Hakim yang diketuai Agus Pambudi memutuskan menerima eksepsi tersebut. "Hakim memerintahkan mengembalikan berkas perkara ini ke penuntut umum dan membebaskan terdakwa dari tahanan segera setelah putusan dibacakan," kisah Yunus. Dari sini, sejumlah kejanggalan itu mulai muncul. Setelah sidang digelar sore itu, pihak keluarga meminta agar jaksa segera membebaskan terdakwa. Tapi tidak kunjung dikabulkan dengan berbagai alasan. "Bahkan kami dipingpong ke sana kemari. Anehnya, sekira pukul WIB, jaksa Ridwan Dermawan datang ke rutan dan menyampaikan bahwa pihaknya harus menahan Ken lagi atas dasar penetapan dari Ketua PN Sidoarjo, yang sekaligus menjadi ketua majelis hakim yang baru dalam perkara ini," urainya.
Dilansirdari berbagai sumber, berikut lima kisah jatuh bangun pedagang cilok yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu. 1. Pedagang Cilok Beli Apartemen. Penjual Cilok Sukses Bisa Beli Apartemen, Rumah Kontrakan, dan Sawah. Foto: TikTok @makanananakkosjember. Apartemen identik dengan hunian mewah untuk kalangan atas.
O rapaz responsável pela morte da jovem Vitórya Melissa Mota, de 22 anos, passou ontem por uma triagem na SEAP Secretaria de Administração Penitenciária e já ingressou no Presídio José Frederico Marques, em Benfica. Na quarta-feira 2, Matheus dos Santos da Silva, de 21 anos, atacou a colega de curso a facadas dentro do Shopping Plaza, em Niterói RJ. O crime aconteceu por volta das 13h, foi registrado por câmeras de segurança, e Vitórya já chegou morta ao caso está sendo investigado pela Polícia Civil da 76ª DP, de Niterói e, segundo fontes ouvidas pelo UOL, Silva decidiu usar seu direito constitucional e não falou nada na delegacia. Uma amiga, também ouvida na delegacia, deu detalhes sobre a relação de amizade entre Vitórya e Matheus, que estava abalada. Relacionadas Em momento algum Matheus disse há quanto tempo planejava a morte de Vitórya e nem expressou reações. Ele ficou calado o tempo inteiro, não chorou e as poucas vezes que tentou se comunicar, falava muito baixo, a ponto dos policiais terem dificuldade de entender. Durante o tempo que ficou sendo interrogado, Matheus ficou de cabeça baixa e com os cabelos cobrindo o rosto. Matheus dos Santos da Silva, de 21 anos, atacou a colega de curso a facadas dentro do Shopping Plaza, em Niterói Imagem Reprodução/Facebook A mãe de Matheus esteve na delegacia e se mostrou muito envergonhada pela atitude do filho. "Mesmo com vergonha por toda a situação, ela não quis falar muita coisa sobre o filho e nem quis comentar sobre o crime", disse uma fonte ao UOL. Segundo informações passadas para a polícia, a mãe disse que Matheus não tem problemas psiquiátricos, que ela saiba ou que tenha sido diagnosticado até então. Ele nunca chegou a ir ao médico para investigar se teria alguma menos dez pessoas, entre amigos e parentes da vítima, foram prestar depoimento na última quarta-feira. Vitórya Melissa era a irmã mais velha de três filhas, trabalhava há mais de três anos em uma cafeteria do Shopping Plaza e fazia curso técnico de enfermagem no Senac desde março de 2020, onde conheceu depoimento na 76ª DP, uma amiga próxima da vítima, que também estudava com o criminoso, esclareceu que Matheus e Vitórya eram amigos, mas nada além disso. Durante o período que eles tiveram aula online, a jovem contou a amiga que o criminoso teria se declarado, mas que ela havia deixado claro que o relacionamento deles seria apenas estudante não soube dizer à polícia se Matheus tinha algum distúrbio ou se fazia uso de medicamentos, mas afirmou que a única amizade que ele tinha no curso seria de Vitórya "Em comunicação pessoal, Matheus apresentava sérias dificuldades, se expressando sempre em um tom de voz tão baixo, que era difícil compreendê-lo. Já na comunicação via Whatsapp, ele integrava os grupos do curso e se expressava muito bem", contou a amiga da vítima, no depoimento. Vitórya Melissa Mota foi morta em um shopping em Niterói Imagem Reprodução/Facebook Por medo de magoá-lo, Vitórya pediu à amiga para conversar com Matheus, que teria ficado indignado "Ele acreditava que Vitórya poderia ser mais respeitosa sobre esse assunto. Para não dar qualquer esperança ao Matheus, ela optou por se distanciar e não mais manter uma relação de amizade tão próxima, e este distanciamento provocou a ira do rapaz, que afirmou estar sendo desrespeitado por Vitórya, alegando imaturidade da mesma. Ele chegou a escrever o palavrão 'foda-se' em conversa junto a declarante, referindo-se a continuidade do comportamento desprezível por parte da Vitórya", segundo o dia do crime, eles tiveram aula normalmente pela manhã e Matheus não demonstrou comportamentos estranhos. Em depoimento, ela conta que Vitórya teria desistido de estudar em grupo e, por isso, Matheus também desistiu. Na hora de voltar para casa, Matheus, que iria voltar a São Gonçalo com os colegas, mudou o caminho e foi até o shopping, pois sabia que ela estaria por amiga acredita que o sentimento de rejeição e solidão, seja em aspectos amorosos ou de amizade, foram as circunstâncias motivadoras para a prática do crime. BahrumBahar (55) salah seorang jemaah calon haji asal Padang Pariaman Sumatera Barat yang berangkat ke tanah suci
Jakarta - Kisah sukses yang menginspirasi banyak datang dari berbagai kalangan. Salah satunya dari pedagang bakso sukses yang berpenghasilan jutaan rupiah. Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Kalimat itulah yang tepat untuk menggambarkan kisah para pedagang bakso yang sukses ini. Berawal dari usaha kecil-kecilan, kini mereka berhasil mengembangkan usahanya hingga menjadi besar. Jatuh bangun ketika berjualan bakso tentu dialami. Namun, yang terpenting adalah rasa pantang menyerah dan kemauan untuk menjadi sukses. Itulah yang tertanam dibenak mereka hingga mengantarkan ke gerbang kesuksesan. Kini, pedagang bakso sukses itu berhasil mendirikan tempat makan dengan banyak cabang. Bahkan ada yang berada di luar negeri. Berikut 5 kisahnya. - 1. Bakso Kuto Cak To Seorang pria yang akrab dipanggil Cak To mendapat sebutan juragan bakso setelah menjadi sukses dari hasil jualan baksonya. Cak To menceritakan bahwa dibalik kesuksesan menjadi pedagang bakso ia melewati jatuh bangun. Ia sempat berjualan kaos, tempe penyet hingga kedai kopi, tetapi keberhasilan belum berpihak kepadanya. Setelah ia menikah, kemudian ia terpikirkan untuk membuka usaha bakso bersama istrinya. Bakso yang ditawarkan oleh Cak To merupakan perpaduan antara bakso Malang dan Bakso Solo, oleh karena itu baksonya berbeda dengan bakso yang lain. Semakin hari, usahanya tersebut kian berkembang hingga ia berhasil mendirikan kedai bakso. Kedai bakso itu diberi nama Bakso Kuto Cak To yang memiliki beberapa cabang. Ia mengaku dalam sebulan ia mendapat omzet hingga Rp. 280 juta. Pedagang bakso sukses tersebut mengatakan pantang menyerah ada kunci kesuksesan. - 2. Bakso Jumbo Pendawa Lima Kisah pedagang bakso sukses ini datang dari seorang wanita paruh baya asal Lamongan. Ia adalah Jumiati dari keluarga yang tidak mampu. Oleh karena itu ia sering mendapat bantuan dari pemerintah berupa uang. Kemudian, Jumiati terpikirkan untuk membuka kecil-kecilan dengan berjualan bakso. Ia menabung uang bantuan pemerintah tersebut untuk dijadikan modal. Ia akhirnya berhasil membuat warung bakso pada tahun 2011. Namun, usahanya tidak langsung mulus begitu saja. Bakso dagangan Jumiati kerap tersisa setiap hari karena tidak ada yang beli. Meskipun begitu, Jumiati tidak putus asa, ia terus berjualan hingga pada 2013, usahanya mulai berkembang dan diberi nama Bakso Jumbo Pendawa Lima Bakso dagangannya mulai banyak yang membeli. Dari hasil dagang bakso tersebut Jumiati mendapat banyak penghasilan. Bahkan kini ia bisa memperkerjakan 3 karyawan di warung baksonya. Ia juga telah mengajukan gradasi untuk tidak lagi menerima bantuan. - 3. Bakso Bejo Bukan di Indonesia, pedagang bakso sukses ini menjajakan bakso dagangannya di Korea Selatan. Orang Indonesia yang berhasil menjadi juragan bakso di Korea ada Subandi. Ia menceritakan bahwa awalnya ia hanya sebagai TKI. Kemudian ia terpikirkan untuk berjualan bakso dengan nama Bakso Bejo yang berada di Pocheon, Korea Selatan. Bahkan tempat makan baksonya tersebut selalu ramai oleh pengunjung. Bukan hanya orang Indonesia yang tinggal di sana saja, tetapi banyak orang Korea yang juga tertarik untuk mencicipi bakso tersebut. Subandi juga melayani pengiriman bakso untuk restoran lainnya di Korea. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan satu ekor sapi untuk dibuat adonan bakso. Subandi mengaku bahwa dalam sebulan ia bisa mendapat keuntungan sebanyak ratusan juta rupiah. - 4. Bakso Kota Cak Man Penggemar bakso pasti kamu pernah mendengar tempat makan bakso yang dikenal degan sebutan Bakso Kota Cak Man. Gerai bakso tersebut merupakan usaha yang dirintis oleh Abdul Rahman Tukiman asal Trenggalek, Jawa Timur. Kisah dirinya sebagai pedagang bakso sukses ini banyak menarik perhatian dan menginspirasi banyak orang. Awalnya pria tersebut berniat untuk merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Kemudian ia ditawarkan oleh seorang juragan bakso untuk membantunya bekerja di daerah Malang. Tanpa pikir panjang tawaran tersebut pun langsung diambil oleh Tukiman. Ia ditugasi untuk memasak bakso dan mencuci peralatan saja. Kemudian ia meminta kepada bosnya untuk ikut berdagang. Setelah itu ia pun memilih untuk membuka usahanya sendiri dengan modal yang digunakan dari gajinya sebagai pelayan bakso. Usaha bakso tersebut kemudian berkembang pesat hingga banyak dikenal orang seperti sekarang. - 5. Bakso Titoti Siapa yang tak kenal dengan Bakso Titoti? Bakso khas Wonogiri tersebut sangat populer khususnya di kalangan pencinta bakso. Bakso Wonogiri merupakan usaha yang dirintis oleh seorang pria dari Wonogiri bernama Slamet Riyanto. Awalnya ia hanya berjualan bakso dengan cara dipikul, kemudian usahanya berkembang dengan menggunakan gerobak dorong. Dengan usahanya yang terus membara tanpa pantang menyerah, dagangan baksonya itu semakin berkembang pesat. Hingga akhirnya ia berhasil membuka warung makan bakso dengan nama Bakso Titoti. Berkat usahanya tersebut, kini ia memiliki kurang lebih cabang yang tersebar di Jakarta, dan dua di antaranya berada di Wonogiri. Salah satunya yang berada di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Di sana tersedia berbagai varian bakso mulai dari bakso urat, telur hingga bakso polos. Uniknya, bakso Titoti diberi tambahan berupa kikil dtc/smol - aa Editor Arifin Tags Terkini

Samahalnya dengan kecanduan obat terlarang, kecanduan seks juga susah disembuhkan. Seorang perempuan di Miami, Amerika Serikat berharap pernikahan bisa menyembuhkannya, namun ternyata gagal. Berikut ini sekilas tentang kisah hidupnya. Jenifer, bukan nama sebenarnya, telah bertahun-tahun mengalami kecanduan seks.

Oke, ini tulisan pertama ane di blog ini. Tulisan inin berkisah mengenai kisah seorang pedagang yang cukup saya kenal. Pedagang ini sudah memulai usahanya sekitar tahun 1989. Sebut saja namanya Pak Hafizh Hahahaha. Oke langsung saja kita mulai. Eng..Ing..Eng......! Pak Hafizh ini berlatang belakang sebagai anak dari seorang Ayah yang kaya raya pada saat itu, keluarganya cukup disegani dari dulu hingga sekarang. Ibu beliau sudah meninggal pada saat beliau masin anak-anak, ya sekitar kelas 6 SD. Semenjak itu, kehidupan beliau hancur, bisa dimaklumi bagaimana anak ditinggal seorang oleh seorang Ibu yang dicintainya. Kehidupan beliau mulai tak memiliki arah, bisa dikatakan sebagai anak yang nakal. Memiliki ibu tiri yang tidak mencintainya, memiliki ayah yang tidak terlalu memberikan perhatiaannya, serta memiliki harta yang tak pernah bisa disentuhnya. Singkat cerita beliau memiliki saudara kandung dan tiri belasan orang. Banyaaak hahaha Ketika beliau tamat SMA, beliau ingin kuliah di salah satu universitas negeri di kampung halaman beliau. Ketika semua temannya memiliki lebih dari satu formulir pendaftaran, beliau hanya memiliki 1 formulir. Dan ga lulus akhirnya, sementara teman-teman beliau berhasil masuk kuliah di universitas tersebut. Maklum ayah beliau tidak terlalu memperhatikannya. Selain itu, nilai beliau selama bersekolah juga tidak terlalu bagus. Beliau tidak berhasil kuliah, namun beliau bercita-cita menjadi seorang polisi seperti kakak laki-laki beliau. Namun, ayah beliau melarang beliau untuk masuk Polisi, ayah beliau melah meminta beliau untuk menjadi seorang pedagang saja. Karena menurut ayah beliau, Pak hafizh memiliki naluri bisnis yang sangat baik. Yah memang pak hafizh tak terlalu diperhatikan, namun Pak Hafizh selalu diajarkan oleh ayah beliau bagaimana cara menjalani bisnis, dan cara berdagang yang baik. Kehidupan yang keras mengajarkan beliau bagaimana menjalani hidup hingga sekarang ” Oke, akhirnya beliau menikah dengan seorang wanita yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah ibu beliau. Wanita inilah yang bisa merubah hidup dari Pak Hafizh. Kalau boleh jujur Pak Hafizh dulunya jarang beribadah, semenjak menikah Pak Hafizh sedikir demi sedikit mulai rajin dalam beribadah. Maklum wanita ini memiliki latar belajang agama yang kuat. Meski pernikahan mereka banyak ditentang oleh keluarga si wanita, karena Pak Hafizh terkenal sangat nakal dan ayah pak hafizh yang palyboy hahaha, keluarga istri paka hafizh takut nantinya pak hafizh juga ikutan palyboy. AHAHAHAH. Tahun 1988 beliau hijrah ke salah satu daerah yang memiliki pasar yang cukup hebat dulunya, sekarng sudah tidak lagi. Beliau mulai berdagang bersama istrinya dengan menggunakan gerobak, membawa barang dagangannya ke pasar pagi-pagi hingga malam hari. Beliau hanya diberikan modal oleh ayahnya sebuah vespa, kemudian beliau menjualnya untuk dijadikan modal untuk berdagang. Beliau tidak meminta lebih kepada ayahnya yang terkenal sangat disiplin dan keras. Disitulah awal kehidupan berdagang dari Pak Hafizh, dimulai dari menjajahkan sebuah gerobak menjajahkan dagangan untuk mencari sesuap makanan. Ketika saya tanya rumahnya, beliau hanya tinggal dirumah yang berdindingkan kayu, beratapkan dedaunan, lantai yang terbuat dari papan. Beliau tidur di atas lipatan kardus, bantal dari gulungan tali. Mandi dengan menggunakan air yang sangat keruh. Sejenak saya berpikir, bagaimana mungkin beliau hidup seperti itu sedangkan ayah beliau sangat kaya raya. Akhirnya setelah beberapa waktu beliau bisa menyewa sebuah warung kecil-kecilan dimana beliau tinggal di belakang warung tersebut. Saat itu beliau selalu dibantu berdagang oleh saudara istrinya saat berdagang, kadang-kadang istri beliau memberikan uang jajan kepada saudaranya tanpa sepengetahuan pak Hafizh saat itu. Tahun 1991 lahirlah anak pertama beliau, dan tahun 1992 lahirlah anak kedua beliau di istana gubuk beliau. Saat anaknya lahir, Pak Hafizh menangis pertama kalinya di depan istrinya, yah itulah pengakuan dari Istri beliau. Romantis yah Pak Hafizh punya satu prinsip yang sangat saya kagumi, bagaimanapun keadaan keuangan beliau, beliau tidak menginginkan makanan yang tidak bergizi untuk keluarganya. Oke singkat cerita, Tahun 1994 beliau memberanikan diri pindah ke salah satu ibukota kabupaten tempat beliau dilahirkan, menyewa sebuah ruko yang terbilang besar, padahal beliau tidak memiliki uang yang cukup untuk menyewanya. Beliau terinspirasi dari kakak iparnya yang sudah cukup sukses berdagang disana. Hidup beliau sedikir membaik, tidak kurang dan tidak lebih. Tahun 1996 lahirlah anak ketiga beliau, entah kenapa anak ketiga ini membawa kehidupan yang lebih baik bagi keluarga Pak Hafizh, beliau sudah memiliki langganan yang cukup banyak. Masih ingat krismon tahun 1998 dan 1999? Yah saat itu beliau berkeyakinan bahwa tahun berikutnya harga properti akan naik. Beliau membeli dua tanah, satu untuk membangun ruko untuk disewakan, satu untuk membangun rumah yang beliau tinggali sekarang. Ane kagum melihat insting buaya beliau yang sangat jeli, bagaimana beliau memiliki rumah yang besar dan ruko saat awalnya beliau hidup dalam kesusahan. Setelah membangun ruko dan rumah, beliau sudah tidak memiliki uang beliau, beliau menjalani hidup seperti biasanya, tak kurang dan tak lebih. Awal tahun 2000 beliau mengalami sedikit kompetisi berdagang yang sangat ketat, bayangkan ketika semua pedagang ramai-ramai menetapkan harga yang murah, beliau tetap beusaha mempertahankan harga. Bagi beliau, dalam berdagang yang dicari adalah uang, kalau pelanggan banyak, untuk Cuma 500 buat apa? Lebih baik 1 namun untung 5000. Wah benar juga. Untuk menghadapinya beliau membeli dua mobil secara kredit, satu mobil pribadi, dan satu mobil bak untuk menjajahkan dagangan ke daerah tertentu. Beliau berangkat dari siang hingga malam hari bergadang dengan menggunakan mobil ke suatu desa, dan istrinya yang manjaga toko. Hingga 2-3 tahun kehidupan beliau seperti itu, kemudian beliau sadar, beratnya usaha beliau saat itu tidak menghasilkan apa-apa, hanya cukup untuk makan. Bagi beliau itulah periode terberat beliau saat pindah. Tahun 2006 alhamdulillan beliau bisa berangkat haji bersama istrinya, dengan berat hati meninggalkan anak-anaknya. Saat beliau naik haji, anak-anaknya lah yang menjalankan usahanya. Semenjak anaknya masih kecil beliau sudah mengajarkan kepada anaknya bagaimana cara berdagang, mungkin masa kecil anaknya tidak bahagia hahaha bayangkan dari shubuh sudah harus membantu orang tuanya, dan sama sekali tidak memiliki waktu untuk menonton acara kartun kesukaannya. Begitulah cara beliau mendidik anaknya, sangat disiplin dalam segala aspek. Usaha beliau mengalami puncaknya setelah beliau naik haji, yah kira-kira omsetnya sekitar 500an juta tiap bulannya. Saat itu beliau mulai membeli tanah untuk dibangun ruko yang akan disewakan, hingga sekarang. Beliau tak pernah ingin hidup dalam kemewahan, tak pernah pakaian mahal yang dikenakannya, kata istri beliau semua dipersiapkan untuk anak-anaknya kelak. Sekarang kehidupan beliau berjalan dengan tenang, saat semua pedagang buka dari pagi hari dan tutup saat malam hari. Beliau mulai berdagang pada pukul dan tutup lagi pukul buka lagi pukul dan tutup lagi pukul Hanya 5,5 jam beliau berdagang, bagi beliau semuanya sudah tercukupi, beliau bersyukur atas apa yang diterimanya. Beliau hanya menikmati apa yang ada, anak pertama beliau sudah lulus S2, dua yang lainnya dalam perjalanan menyelesaikan S1. Bayangkan beliau hanya lulus SMA, bisa menyekolahkan anaknya hingga sejauh ini. Beliau tak pernah lagi merasakan kekurangan, ketika semua pedagang melakukan peminjaman sebagai modal untuk berdagang, namun tidak bagi beliau. Beliau mampu melayani konsumennya seperti keluarga sendiri, memberikan bantuan jika mereka mengalami kesusahan. Strategi beliau dululah yang membuat beliau seperti saat ini, beliau sadar bahwa kredit dalam bentuk apapun itu berbahaya. Beliau selalu memanfaatkan uang yang ada dengan investasi pada tanah dan ruko. Sehingga hasilnya dapat dituai di masa yang akan datang. Satu hal lagi yang saya ambil pelajaran dari beliau, usaha tanpa mendekatkan diri kepada pemilik kekayaan itu percuma dan sia-sia. Beliau sangat berterimakasih kepada Allah, istrinya, anak-anaknya, dan kepada ayah beliau yang sudah memberikan kehidupan yang disiplin di masa lalu. Terakhir saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana anaknya nanti mampu melebihi pencapaian ayahnya, dan bagaimana mereka membalas kebaikan orang tuanya? M7URm.
  • zmp3nhx2qe.pages.dev/42
  • zmp3nhx2qe.pages.dev/197
  • zmp3nhx2qe.pages.dev/399
  • zmp3nhx2qe.pages.dev/232
  • zmp3nhx2qe.pages.dev/141
  • zmp3nhx2qe.pages.dev/382
  • zmp3nhx2qe.pages.dev/38
  • zmp3nhx2qe.pages.dev/373
  • zmp3nhx2qe.pages.dev/135
  • kisah jatuh bangun seorang pedagang sembako